PERGESERAN PEMAHAMAN ISLAM Di Kalangan Masyarakat Gerongan Pesisir, Kec. Kraton, kab. Pasuruan

PERGESERAN PEMAHAMAN ISLAM
Di Kalangan Masyarakat Gerongan Pesisir, Kec. Kraton, kab. Pasuruan
Amin Tohari


Mengenai buku yang kami baca, tentang Masyarakat Gerongan Pesisir Kecamatann Kraton Kabupaten Pasuruan yakni di dalam suatu tingkat pemahaman mereka beragama cukup handal karena penduduk banyak yang mencari pendidikan di pondok pesantren apalagi di Gerongan terdapat 3 pondok pesantren yaitu:
1.      Darul Khairot (Sunan Bonang) K.H. Maksum Hasyim dengan 300 santri.
2.      Gunung Jati, K.H. Munif Abdul Karim dengan 1000 santri
3.      Asadiyah Kramat, K.H. Nawawi Toyib dengan 500 santri
Disini kita sudah bisa melihat minat warga tersebut di dalam menempuh pendidikan di pondok pesantren bukan anak-anak atau remaja saja yang belajar tetapi ada juga kalangan dewasa dan manula juga.
Ketika kita menelisik sedikit mengenai kehidupan warga sekitarnya kehidupan yang identik seoarang nelayan memang pas-pasan saja, dengan di bekali iman mereka tetap dengan giatnya bekerja. Interaksi antar nelayan menimbulkan pengaruh yang positif, misalnya, sebagai nelayan ada yang pemahamannya mengenai agama masih rendah maka sedikit banyak akan terpengaruh oleh teman nelayan yang lain yang rata-rata pendidikan pesantren. Desa Gerongan berdekatan dengan desa Kalirejo yang sebagian penduduknya sama juga berpenghasilan dari nelayan, bertahun-tahun mereka bergaul secara kekeluargaan. Dan pada awal tahun 2000, rasa kekeluargaan itu berganti dengan rasa permusuhan. Hal ini disebabkan beberapa nelayan dari desa Kalirejo mencari ikan di ladang nelayan Gerongan pesisir, dan disini lah akhirnya terjadi peretengkaran sengit.
Bulan maulud merupakan  kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Bangil dan sekitarnya. Seperti mengadakan pasar malam di alun-alun Bangil seminggu sebelum tanggal 12 Rabiul Awal. Bulan yang seharusnya digunakan untuk lebih meningkatkan keimanan dan bersyukur kepada Allah. Pada acara pasar malam itu terjadi keributan yang mengakibatkan tewasnya 2 pemuda dari desa Kalirejo, yang pelakunya menurut sebagian saksi dari desa Gerongan pesisir, kasus ini mendarah daging akhirnya kedua penduduk slalu bermusuhan dimanapun tempat dan ingin balas dendam.
Disana mulai terjadinya pergeseran pemahaman islam di masyarakat Gerongan dimana akibat adanya konflik yang berkepanjangan, kehidupan keseharian selalu diliputi propaganda, sehingga mereka merasa tidak aman dan tentram dimanapun berada, karena adanya dari pihak lawan terutama antar pemuda.
Ketika kita melihat dari segi penelitian buku tersebut, dalam study kasus ini realitas sosial yang di pelajari dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan keagamaan, mengenai masyarakat Gerongan pesisir dengan di pusatkan pada gejala sosial. Sedangkan dari lingkungan sosial penelitiannya sendiri secara umum dilakukan diberbagai desa dalam ruang lingkup kecamatan, yaitu Bangil dan kecamatan Kraton kabupaten Pasuruan desa Kalirejo, desa Raci, Bangil dan sebagainya. Sedangkan focus penelitiannya sendiri iyalah di desa Gerongan untuk pengumpulan dan analisis data observasi sendiri dan perilaku masyarakat di dalam kegiatan ekonomi, politik maupun agama.
Untuk tinjauan teoritis dan hasil penelitian, konflik yang terjadi di Gerongan pesisir merupakan salah satu bentuk Corporate Conflict yaitu terjadi antara group dengan group dalam satu masyarakat atau dari 2 masyarakat.
Disini kemudian dijelaskan kembali bahwa akibat dari konflik yang berkepanjangan maka sebagian kegiatan-kegiatan keagamaan didesa Gerongan tidak berjalan lagi bahkan masjid-masjid dan musholah semakin surut jama’ahnya, pergeseran pemohonan keagamaan dimasyarakat dratis menurun, sangat disayangkan ini menandakan masih lemahnya iman mereka.
Perbedaan pendapat dan pertikaian kecil yang terjadi dalam kelompok adalah suatu hal yang biasa tetapi menjatuhkan lawan kelompok adalah hal yang lebih penting bagi mereka, sehingga sementara warga Gerongan mempererat tali persatuan persaudaraan dengan bekerja sama. Untuk menjatuhkan lawan dan disinilah terjadinya interaksi anggota kelompok.
Dan disini dapat disimpulkan bahwa kondisi moralitas masyarakat banyak bergeser setelah terjadinya konflik antara masyarakat nelayan yang menyebabkan konflik besar antara masyarakat desa yaitu Gerongan dan Kalirejo. Realitas pergeseran tersebut bisa dilihat dari kegiatan keagamaan yang makin merosot dan sepinya tempat ibadah agi muslim pesisir tersebut yang dulunya mereka selalu taat beribadah dank arena adanya konflik maka terjadilah pergeseran tersebut.

Komentar

Postingan Populer